Analisa garam beryodium
Garam
beryodium adalah
garam yang telah diperkaya dengan yodium yang
dibutuhkan
tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Garam
beryodium yang
digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi standar nasional indonesia
(SNI) antara lain mengandung yodium sebesar 30 – 80 ppm (Depkes RI, 2000).
Garam yodium diharuskan dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah
endemic maupun di daerah bukan endemic
Konsumsi garam
yodium rata-rata per orang per hari 10 gr dan kebutuhan ion yodium sebesar
150-200 mikrogram per orang per hari bila konsmsi rata-rata
Batas maxsimal
konsumsi ion yodium yang dapat di toleler oleh tubuh adalah 2.000
mikrogram per orang per hari.
Bila konsumsi
rata-rata 25-60 ug seseorang sehari, akan terdapat kasus goiter, tetapi tidak
banyak terlihat kasus cretinism.
Fungsi Garam Beryodium
Garam Beryodium
berfungsi sebagai berikut :
- mencegah terjadinya
penyakit gondok (GAKY)
- mencegah pertumbuhan
kerdil (creatinisme)
- meningkatkan
kecerdasan otak
- mencegah penurunan
dini fungsi tubuh
Ciri-ciri
Pemilihan Garam Yang Baik di Pasaran
-
Berlabel mengandung yodium
- Berwarna putih
bersih.
- Kering
- Kemasan baik /
tertutup rapat.
Penyimpanan
Garam yodium perlu di simpan :
1) Di bejana
atau wadah tertutup
2) Tidak
kena cahaya
3) Tidak
dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar
yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila terkena
panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium.
Cara mengetahui kadar yodium dalam garam
Untuk mengetahui kadar iodium dalam garam dapat dilakukan oleh pengetesan
yang dapat dilakukan siapa saja dengan cara :
Dengan Yodida / Test Kit
Caranya:
1) Ambil 1
sendok teh garam, lalu tetesi dengan cairan yodida.
2) Tunggu
beberapa menit sampai terjadi perubahan warna pada garam dari putih menjadi
biru keunguan (pada garam beryodium).
3)
Bandingkan dengan warna yang ada pada kit yang tertera pada kemasan.
Dengan
parutan singkong.
Bila tidak tersedia test kit atau cairan yodida, maka ada cara yang
sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi yaitu dengan parutan
singkong.
Caranya :
1) Kupas
singkong yang masih segar, kemudian parut dan peras tanpa air.
2) Tuang 1
sendok perasan singkong parut tanpa di tambah air ke dalam tempat yang bersih.
3) Tambahkan
4 – 6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.
4) Tambahkan 2 sendok teh cuka, aduk sampai rata, biarkan beberapa menit. Bila timbul biru keunguan berarti
garam tersebut mengandung yodium
ANALISA GARAM BERYODIUM
1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar garam yang terdapat dalam
sampel
2. PRINSIP
Sejumlah garam beryodium ditentukan dengan
metode iodometri.dan ditambahkan KOH dan asam phosfat.kelebihan garam beryodium
akan dititrasi dengan natrium tio sulfat dengan amlum sebagai indikator
3. ALAT DAN BAHAN
a. Garam
b. Akuadest
c. Erlenmenyer
d. Neraca analitik
e. buret
f. satng buret
g. pemanas listrik
h. Pipet volume
i. KOH
j. Asam phosfat
k. Natrium tiosulfat
l. amilum
4. CARA KERJA
a) Disiapkan alat dan bahan
yang digunakan.
b) Ditimbang garam 25 gr dan
dilarutkan dalam akuadest sebanyak 125 ml.
c) Ditambah H2so4 sebanyak 2 ml
d) Ditambahkan dengan NaI 10 % sebanyak 10 ml.
e) Dititrasi dengan Na2s2o3 sampai warna kuning muda
f) ditambahkan dengan amylum 1 %
sebanyak 2 ml
g) titrasi kembali dengan Na2s2o3 sampai warna biru hilang
5. RUMUS
KIO3 = volume titras x 0.1784 x N
tiosulfat x 100 x 1000 mg
Gr bahan
0.005
Ka = kadar air
Refrensi :
http://homelabmakassar.blogspot.com/2010_07_04_archive.html?zx=2977c11d13733ffe