ANALISA
PROTEIN METODE KJEDHAL
Protein merupakan salah satu kelompok makronutrien yang berperan penting dalam
pembentukan biomolekul sebagai sumber energi. Strukturnya yang mengandung N, di
samping C, H, O, S dan kadang kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan
protein). Protein dalam bahan makanan sangat penting dalam proses kehidupan organisme
seperti hewan dan manusia. Pada organisme yang sedang tumbuh, protein sangat
penting dalam pembentukan sel-sel baru. Oleh sebab itu apabila organisme kekurangan
protein dalam bahan makanan maka organisme tersebut akan mengalami hambatan
pertumbuhan ataupun dalam proses biokimiawinya. Pentingnya protein dalam
jaringan hewan dapat ditunjukkan oleh kadarnya yang tinggi yaitu antara 80 – 90%
dari seluruh bahan organik yang ada dalam jaringan hewan.
Fungsi protein
adalah:
a) sebagai bahan bakar atau energi karena
mengandung
karbon, maka dapat digunakan oleh tubuh sebagai bahan
bakar. Protein akan dibakar manakala keperluan tubuh akan energi tidak
diterpenuhi oleh lemak dan karbohidrat;
b) Sebagai zat pengatur yaitu mengatur
berbagai proses tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai bahan
pembentuk zat-zat yang mengatur berbagai proses tubuh;
c) Sebagai zat pembangun yaitu untuk membantu
membangun sel-sel
yang rusak maupun yang tidak rusak. Kebutuhan protein
meningkat sesuai dengan pertambahan umur.
Analisa
protein dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) Analisa kualitatif: Test
Biuret, Test
Molish, Test Xanthoprotein, Test Millon, Test Ninhidrin; dan 2) Analisa
kuantitatif:
Metode Dumas, Spektrofotometri UV, Titrasi formol, Turbidimetri atau
kekeruhan,
Metode Kjeldahl
Metode Kjedahl
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen
total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi
dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan
menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang
terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan
ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode
ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan
pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek. Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa
yang mengandung atom nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau
nitrogen. Tetapi untuk zat-zat seperti amina,protein,dan lain – lain hasilnya
lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk
menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung,
karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan
mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai
protein dalam bahan makanan itu. Untuk beras, kedelai, dan gandum angka
konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71, dan 5,83. Angka 6,25
berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16%
nitrogen.
Analisa protein cara Kjeldahl
pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses
destilasi dan tahap titrasi.
a)
Destruksi:
Sampel dimasukkan dalam labu kjeldahl dengan bantuan corong kecil ditambah
campuran selenium, 25 ml H2SO4 pekat kemudian dipanaskan dengan api kecil dulu
sampai gas SO2 yang berwarna putih hilang dengan posisi labu kjeldhal miring 450.
Pemanasan dilanjutkan sampai terjadi larutan yang jernih.
Reaksi :
H
R C COOH CO2 + H2O + SO2 + NH3
NH2
NH3 + H2SO4 _ NH4HSO4
b)
Destilasi:
Hasil destruksi dipindahkan secara
kuantitatif ke labu destilasi, ditambah 150 ml aquades dan 75 ml NaOH 50%.
Hasil destilasi ditampung pada erlenmeyer yang telah berisi 20 – 50 ml H3BO3 2%
dan indikator MO , proses destilasi selesai ditandai dengan pengecekan pH atau
sampai amoniak habis.
Reaksi :
NH4HSO4 + NaOH _ Na2SO4 +
NH3 + H2O
NH3 + H3BO3 _ (NH4)3BO4
c)
Titrasi:
Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi orange (F.G. Winarno, 2004).
Reaksi :
(NH4)3BO4 + HCl _ NH4Cl + H3BO3
Keuntungan Dan Kerugian Menggunakan Metode Kjeldahl
·
Kentungan menggunakan Metode Kjeldahl,diantaranya :
a. Secara internasional dan masih merupakan metode
standar untuk perbandingan terhadap semua metode lainnya.
b. presisi tinggi dan baik reproduktifitas telah membuat
metode utama untuk estimasi protein dalam makanan.
·
Kerugian menggunakan Metode Kjeldahl,diantaranya :
a. memberikan ukuran protein yang benar, karena semua
nitrogen dalam makanan tidak dalam bentuk protein.
b. Protein yang berbeda memerlukan faktor koreksi yang
berbeda karena mereka memiliki urutan asam amino yang berbeda.
c. Penggunaan asam sulfat pekat pada suhu tinggi
menimbulkan bahaya yang cukup besar, seperti halnya penggunaan beberapa
kemungkinan katalis teknik ini memakan waktu untuk membawa keluar.
Sumber
pustaka
Maharani, E.T dan Yusrin. 2010. Kadar
protein kista artemia curah yang dijual petambak
Kota rembang dengan variasi Suhu penyimpanan. (jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/40/1).
Di unduh pada senin 1 oktober 2012.
Sukma ardyan, dkk. 2010. Makalah Kimia analisa bahan makan Analisa
protein dengan metode kjeldahl. (http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.html).
Di unduh pada senin 1 oktober 2012.
Alat dan bahan tidak di sertakan :D
BalasHapus